Monolog Diri

8:46 pm 0 Comments

Bismillahi rohmairrohim...

Bagi memenuhi ruangan refleksi yang di terdapat dalam blog ini, sebuah sajak nukilan salah seorang warga K19 ana rakamkan dalam blog ini...Semoga selepas ini lebih ramai lagi warga K19 yang sudi berkongsi karya masing-masing...Usah dipendam keistimewaan yang allah kurniakan kepada antum...Luahkan ia, nukilkan ia menjadi bait-bait yang indah yang bisa menjadi wadah buat kita semua insyaAllah....



MONOLOG DIRI
Saat mentari menampakkan diri,
bulan dan bintang mula menyepi,
menunjukkan peralihan waktu di bumi,
cerahnya cahaya mentari,
menyinari seluruh pelusuk bumi,
memberi harapan,
kepada makhluk ciptaan Ilahi...


Saat itu,
aku masih mencari kekuatan diri,
mengkaji kelemahan untuk diatasi,
lantaran aku hanya insan yang lemah
tanpamu pasti ku rebah,
dalam menongkah arus kehidupan,
yang penuh dengan ketidakpastian...





Oh Tuhan,
kurniakanlah aku kekuatan,
tiupkan dalam diriku roh ketenangan,
semaikan benih-benih keimanan dan ketaqwaan,
untuk aku mengharungi secebis ujian,
merasai sekelumit kesusahan,
tanda sebuah pengharapan,
lambang sebuah kecintaan,
yang berpaksikan segunung keikhlasan,
demi membayar harga sebuah keredhaan
yang menjadi dambaan,
sepanjang kehidupan...




Nukilan:
- Hamba yang Hina-
Isnin, 30 Ogos 2010, 12.57pm


0 comments:

Pedang Seni Pada Masa Keindahan Islam

8:24 pm 1 Comments


Di era kejayaan Islam, berkembang pesat teknologi pengolahan besi dan baja serta seni membuat pedang. (SuaraMedia News)
Dunia Islam dikenali memiliki kandungan sumber daya alam yang melimpah ruah. Salah satu sumber mineral yang memiliki arti penting dalam sejarah teknologi Islam adalah besi dan baja. Di era kejayaan Islam, berkembang pesat teknologi pengolahan besi dan baja serta seni membuat pedang.

Salah satu sentra pembuatan pedang dengan teknologi yang termasyhur di zaman kekhalifahan adalah Damaskus, Suriah. Seni pembuatan pedang dengan teknologi tinggi dalam peradaban Islam dimulai pada abad ke-9 M. Sejarawan Al-Qalqashandi dalam buku berjudul, Subh Al-A'sha, menuturkan pada abad ke-12 M Damaskus menjadi sentra pengolahan besi dan baja yang sangat termasyhur.

Pada masa itu, Damaskus berada dalam kekuasaan Dinasti Ayyubiyah. Ibnu Asakir (wafat pada 1177 M) dalam bukunya berjudul, Sejarah Kota Damaskus, juga mengisahkan kota yang sempat menjadi ibu kota Dinasti Umayyah pada abad ke-7 M dan 8 M itu sebagai pusat pembuatan pedang yang kesohor.

Baja Damaskus dikenal sangat keras dan teksturnya yang indah dihiasi ornamen garis bergelombang (firind). Pedang buatan Damaskus yang kerap disebut sebagai pedang Persia sangat lentur dan ulet. Kehebatan pedang dari dunia Islam sempat membuat peradaban Barat terperangah dan terkagum-kagum.

Salah satu faktor penyebab kekalahan pasukan Tentara Perang Salib dari Eropa ketika bertempur melawan tentara Muslim adalah peralatan tempur. Selain memiliki kuda-kuda yang tangguh di medan perang, pasukan tentara Muslim juga dilengkapi dengan pedang yang mampu membelah manusia dengan satu kali tebasan.

Pedang Persia sungguh sangat mengagumkan. Ia mampu memotong sutra yang dijatuhkan dari udara. Tak cuma itu, pedang buatan Damaskus juga sanggup mematahkan bilah pedang lain atau batu tanpa hilang ketajamannya. Alkisah, saat Perang Salib berkecamuk, Raja Richard The Lionheart sempat memamerkan kehebatan pedangnya kepada Salahudin Al-Ayubi panglima pasukan tentara Muslim Dengan penuh arogan Richard menebaskan pedangnya pada se - buah baja. Dalam satu kali tebas an, pedang Richard 'Berhati Singa' mampu membelah baja itu.

Salahudin pun tersenyum dan kemudian melemparkan kain sutra ke udara. Lalu, pedang yang disandang nya dihunuskan. Ketika mengenai bilah pedang Saladin, kain sutra itu terpotong menjadi dua. Kisah itu menunjukkan betapa pedang yang dibuat peradaban Islam sungguh luar biasa tajamnya. Saat Perang Salib itulah, peradaban Barat mulai mencari rahasia teknologi tempa baja yang dikuasai dunia Islam. Tentara Perang Salib menyebut baja yang hebat dari Damaskus itu dengan sebutan Damascus Steel. Teknologi pengolahan besi dan baja Damaskus kesohor karena mampu menempa dan mengeraskan wootz steel menjadi indah dan lentur.

Seni membuat pedang di era kejayaan Islam mendapat perhatian khusus dari peradaban Barat. Secara khusus, Robert Hoyland dan Brian Gilmore menulis buku bertajuk, Medieval Islamic Swords and Swordmaking. Buku setebal 216 halaman itu mengupas risalah yang ditulis ulama Muslim terkemuka pada abad ke-9, M Ya'qub Ibnu Ishaq Al-Kindi, tentang 'Pedang dan Ragam Jenisnya'.

Risalah yang ditulis Al-Kindi itu berisi informasi teknologi pembuatan pedang. Secara khusus, Al- Kindi juga mengklarifikasi beragam jenis besi dan baja untuk membuat pedang. Pedang itu terbuat dari dua jenis besi, yakni alami (yang ditambang) dan tak alami (buatan), papar Al-Kindi. Besi alami, menurut Al- Kindi, terbagi menjadi dua. Ada yang dinamakan Shaburqan atau besi laki-lakiini adalah jenis besi keras yang diolah dalam kondisi panas. Jenis yang kedua adalah Narmahin atau besi perempuan ini adalah besi yang lembek yang tak dapat diolah dalam kondisi panas.

Pedang dapat ditempa dari salah satu jenis besi ini atau gabungan keduanya, ungkap Al- Kindi. Karena itu, menurut Al- Kindi, pedang yang terbuat dari besi alami terbagi menjadi tiga jenis: shaburqani, narmahani, dan gabungan keduanya. Al-Kindi menyebut besi yang tak alami sebagai fuladh.

Besi buatan atau tak alami terbuat dari proses penyulingan dan pemurnian. Besi jenis ini juga dikenal sangat kuat, fleksibel, dan dapat diolah dalam keadaan panas. Al-Kindi membagi kualitas besi ke dalam tiga jenis. Kualitas besi itu terbagi menjadi tiga macam; antique (kuno), modern, nonantique (tak kuno), dan nonmodern (tak modern).

''Pedang dapat ditempa dari semua jenis besi dan baja ini, ungkap Al-Kindi. Menurut Al- Kindi, jenis besi atau baja yang paling berkualitas tinggi adalah jenis antique (kuno). Antique tak ada kaitannya dengan waktu atau usia, namun itu mengindikasikan kemurnian kualitas. Menurut dia, pedang yang berkualitas tinggi itu terbuat dari besi atau baja jenis antique.

Kualitas pedang antique juga terbagi menjadi tiga jenis. Yang paling berkualitas tinggi dinamakan Yemenite. Kualitas nomor dua disebut Qal'i dan yang ketiga disebut Indian. Pada era kejayaan Islam, pedang-pedang yang dibuat para pandai besi di dunia Islam juga ada yang bahannya diimpor dari Sarandib (kini wilayah Srilanka). Sedangkan pedang asli dari dunia Muslim, besi dan bajanya berasal dari Khurasan, Basrah, Damaskus, Mesir, dan Kufah.

Ilmuwan Muslim lainnya yang menguasai teknologi pembuatan pedang adalah Abu Al-Raihan Al- Biruni (973 M-1048 M). Secara khusus, ia menulis kitab berjudul, Al-Jamahir fi ma`rifat al-jawahir. Dalam karyanya itu, Al-Biruni menggambarkan proses karbonisasi besi tempa dan pembuatan baja dari besi tuang. Kitab lainnya yang mengupas tentang pembuatan pedang adalah Kitab Al-hadid (Kitab tentang Besi) yang ditulis Al-Jildaki. Ahli kimia asal Mesir itu mengungkapkan begitu banyak informasi seputar tingkat kemampuan masyarakat Muslim di era keemasan dalam pengolahan besi dan baja.

Prof Ahmad Y Al-Hassan dalam tulisannya berjudul, The Origin of Damascus Steel In Arabic Sources, mengungkapkan hampir semua pedang di dunia Islam terbuat dari 'Besi Damaskus'. Salah satu ciri khas pedang dari Damaskus dihiasi dengan pola hias (firind). Menurut Al-Kindi, firind dapat ditemukan dalam semua jenis besi buatan. Sedangkan, pedang yang terbuat dari besi alami tak memiliki pola hias atau firind. Al-Biruni dalam kitabnya Al-jamahir secara menarik menjelaskan latar belakang dibalik pembuatan pola hias pada pedang.


Besi dalam Alquran

Besi mendapat tempat yang khusus dalam kitab suci Alquran. Secara khusus, surat ke-57 mengambil nama Al-Hadid yang berarti besi. Kata Al-Hadiddi ambil dari ayat 25 surat tersebut. Dalam ayat itu, Alquran secara jelas mengungkapkan bahwa besi memiliki kekuatan dan sangat bermanfaat bagi manusia. Dengan besi itu, umat Islam bisa menolong agama Allah.

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa buktibukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul- Nya, padahal Allah tidak dilihatnya.

Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. (QS Al-Hadid: ayat 25).Selain itu, Alquran juga menggambarkan proses pengolahan besi. Dalam surat Al-Khafi (gua) ayat 96 Allah SWT berfirman, Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu.

Teknologi pengolahan besi tampaknya telah dikuasai manusia sejak zaman Nabi Daud AS. Hal itu terungkap dalam surat Al- Anbiyaa' (Nabi-nabi) ayat 80. Dalam surat itu Allah SWT berfirman, Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).

Fakta lainnya yang menyebutkan pengolahan besi yang telah berkembang di zaman Nabi Daud AS juga dengan diungkapkan dalam surat Saba' (Kaum Saba) ayat 10. Dan sesungguhnya telah Kami berikan ke pada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.

Dalam surat Saba' ayat 11, Alquran juga memerintahkan dan menjelaskan cara membuat baju besi. Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya, dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan menjelaskan tentang besi. Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya) . (QS An-Nahl: ayat 81).


sumber: infotambahan

1 comments:

Salam Takziah

8:19 pm 1 Comments



Warga K19 mengucapkan salam takziah kepada saudara kita dari K18, saudara Shafirul dan keluarganya atas pemergian ayahandanya yang tercinta, semalam. Sesungguhnya Allah lebih menyayangi beliau. Diharapkan Shafirul dan keluarga dapat tabah menghadapi dugaan ini, dan sama-samalah kita mendoakan agar roh beliau ditempatkan dalam kalangan orang-orang yang soleh. AL-FATIHAH~



1 comments:

Perjalanan al-Haq: Mencari Tuhan

8:51 am , 0 Comments

Ada dua jalan yang ditempuh orang dalam mencari yang haq dengan masing-masing dalilnya :

    Man `arafa nafsahu faqad `arafa rabbahu

Barang siapa mengenal dirinya maka pasti dia akan kenal Tuhannya. (Dalil ini yang sangat popular dikalangan sufi, meditator , filosofi, teologi)

    Man `arafa rabbahu faqad `arafa nafsahu
    Barang siapa yang kenal Tuhannya pasti dia akan kenal dirinya.

Pada jalan pertama, biasanya dilakukan oleh para pencari murni, mereka belum memiliki panduan tentang Tuhan dengan jelas. Dia hanya berfikir dari yang sangat sederhana, iaitu ketika ia melihat sebuah alam tergelar, muncul pemikiran pasti ada yang membuatnya atau ada yang berkuasa dibalik alam ini, mustahil alam ini ada begitu saja, dan alam merupakan jejak-jejak penciptanya. Dengan falsafah inilah orang akhirnya menemukan kesimpulan bahawa Tuhan itu ada.

Sebahagian meditator atau ahli sufi menggunakan pendekatan falsafah ini dalam mencari Tuhan, iaitu tahap mengenal diri dari segi wilayah-wilayah alam pada dirinya, misalnya mengenali hatinya dan suasananya, fikiran, perasaannya, dan lain-lain sehingga dia boleh membezakan dari mana ilham itu muncul, apakah dari fikirannya, dari perasaannya, atau dari luar dirinya, akan tetapi penggunaan jalur seperti ini sering kali membuat orang mudah tersesat, kerana pada tahap-tahap wilayah ini manusia sering terjebak pada 'keghaiban' yang dia lihat dalam perjalanannya, yang kadang-kadang membuat hatinya tertarik dan berhenti sampai disini, kerana kalau tidak mempunyai tujuan yang kuat kepada Allah pastilah orang itu menghentikan perjalanannya, kerana di sana dia boleh melihat fenomena / keajaiban alam-alam dan mampu melihat dengan kasyaf apa yang tersembunyi pada alam ini. Akhirnya mudah muncul 'keakuannya' bahawa dirinyalah yang paling hebat, akan tetapi jika dia kuat terhadap Tuhan adalah tujuannya, pastilah dia selamat sampai tujuannya

Teori yang dilakukan tersebut adalah jalan terbalik, kerana dalam pencariannya ia telusuri jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkannya (melalui ciptaan / alam), ibarat seseorang mencari kuda yang hilang, yang pertama di telusuri adalah jejak tanda kaki kuda, kemudian memperhatikan suara ringkik kuda dan akhirnya di temukan kandang kuda dan yang terakhir dia menemukan wujud kuda yang sebenarnya. Hal ini sebenarnya sangat menyulitkan para pelaku pencari Tuhan, kerana terlalu lama di dalam mengideantifikasi alam-alam yang akan di laluinya.

Dalil yang ke dua adalah melangkah kepada yang paling dekat dari dirinya, iaitu Yang Maha Dekat, langkah ini yang paling cepat ditempuhi berbanding dalil pertama, kerana dalil pertama banyak dipengaruhi oleh para filosofi pada zaman pertengahan dalam hal ini falsafah Yunani. Teologi Kristian dan Hindu telah banyak mempengaruhi falsafah ini. sehingga Al Ghazali pantas mengkritik kaum filosofi dengan menulis kitab tentang tidak setujunya dengan idea falsafah masa itu iaitu Tahafut Al Falasifah / kerancuan falsafah.

Alghazali membantah pemikiran yang dimulai dengan rangkaian berfikir terbalik, beliau mengajukan gagasan bahawa umat Islam harus memulakan pemikirannya dari sumber pangkal ilmu pengetahuan iaitu Tuhan, bukan dimulai dari luar yang tidak boleh dipertanggung jawabkan kebenarannya, ertinya sangat berbahaya kerana di dalam falsafah memulakan berfikirnya dari tahap yang benar menuju zat dibalik semuanya berasal. Sedangkan di dalam Islam menunjukkan keadaan Tuhan serta jalan yang akan di tempuh sudah di tulis dalam Alqur'an agar umat manusia tidak tersesat oleh rekaan-rekaan fikiran yang belum tentu kebenarannya. Pencarian kita telah ditulis dalam Al-Qur'an dan Allah menunjukkan jalannya dengan sangat sederhana dan mudah, tidak menunjukkan alam-alam yang mengakibatkan menjadi rancu dan bingung, kerana alam-alam itu sangat banyak dan kemungkinan menyesatkan kita amat besar.

Mari kita perhatikan cara Tuhan menunjukkan para hamba yang mencari Tuhannya.

    "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah) bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perinta-Ku) dan hendaklah mereka itu beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."  
(Al Baqarah: 186)

    "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan menusia dan mengetahui apa yang di bisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya." 
(Al Qaaf: 16)

Ayat-ayat diatas, mengungkapkan keadaan Allah sebagai wujud yang sangat dekat, dan kita diajak untuk memahami pernyataan tersebut secara sempurna. Al-Qur'an mengungkapkan jawapan secara dimensi dan dilihat dari perspektif seluruh sisi pandangan manusia sesempurnanya. Saat pertanyaan itu terlontar, dimanakah Allah ? Maka Allah menjawab: Aku ini dekat, kemudian jawapan meningkat sampai kepada, Aku lebih dekat dari urat leher kalian .Atau dimana saja kalian menghadap di situ wujud wajah-Ku, dan Aku ini maha meliputi segala sesuatu.

Sebenarnya tidak ada alasan bagi kita jika dalam mencari Tuhan melalui tahap terbalik. Pada tahap pertama beliau nampak alam dan segala kejadian adalah satu bersama Allah. Dan pada tahap kedua nampak alam sebagai bayangan Allah; dan pada tahap ke tiga beliau nampak Allah adalah berasingan dari pada segala sesuatu di alam ini. Kalau hal ini hanya sebatas penjelasan terstruktur kepada muridnya, saya anggap hal ini tidak menjadi persoalan, akan tetapi jika tahap-tahap ini merupakan metologi dalam mencari Tuhan, saya kira ini berbahaya, kerana yang akan berjalan adalah fikirannya atau otaknya, yang akhirnya timbul khayalan atau khayalan.

Di dalam Islam memulakannya dengan pengenalan kepada Allah terlebih dahulu iaitu dengan zikrullah (mengingat Allah), kemudian kita diperintah langsung mendekati-Nya, kerana Allah sudah sangat dekat, tidak perlu anda mencari jauh-jauh melalui alam-alam yang amat luas dan membingungkan. Alam itu sangat banyak dan bertingkat-tingkat. Tidak perlu kita memikirkannya, cukupkan jiwa ini mendekat secara langsung kepada Allah, kerana orang yang telah berjumpa alam-alam belum tentu ia tunduk kepada Allah, kerana alam disana tidak ada bezanya dengan alam di dunia ini kerana semua adalah ciptaan-Nya. 

Akan tetapi jika anda memulakan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, maka secara automatik anda akan diperlihatkan / dipersaksikan kepada kerajaan Tuhan yang amat luas. Maka saya setuju dengan dalil yang kedua, barang siapa kenal Tuhannya maka dia akan kenal dirinya. Sebab kalau kita kenal dengan pencipta-Nya, maka kita akan kenal dengan keadaan diri kita dan alam-alam dibawahnya, kerana semua berada dalam genggaman-Nya, kerana Dia meliputi segala sesuatu, kerana Dia ada dimana saja kita ada, dan Dia sangat dekat. Betapa rumitnya perjalanan yang dilalui oleh pencari, seperti apa yang yang saya tulis pada bab membuka hijab, dan bagi yang tidak kenal Al-Qur'an akan mudah sekali berhenti dan tersesat kepada alam-alam itu, kerana ilham itu amat banyak yang muncul dari segala suara alam-alam tersebut.

Kesimpulan 

Islam mengajarkan di dalam mencari Tuhan, telah diberi jalan yang termudah dengan dalil barang siapa kenal Tuhannya maka dia akan kenal dirinya. Hal ini telah ditunjukkan oleh Allah bahawa Allah itu sangat dekat, atau dengan dalil: 

Barangsiapa yang sungguh-sungguh datang kepada Kami, pasti kami akan tunjukkan jalan-jalan Kami... 
(QS: Al ankabut: 69 ) 

"Wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertakwa kepada Allah niscaya dia akan menjadikan bagimu furqan (pembeza)." 
(QS : Al Anfaal: 29)

Ayat-ayat ini membuktikan di dalam mendekatkan diri kepada Allah tidak perlu lagi melalui proses pencarian atau menelusuri jalan-jalan yang di temukan oleh kaum falsafah atau ahli spiritual di luar Islam, kerana mereka di dalam perjalanannya harus melalui tahap-tahap alam-alam. Islam di dalam menemuhi Tuhannya harus mampu memfanakan alam-alam selain Allah dengan konsep laa ilaha illallah, laa syai'un illallah, laa haula wala quwwata illa billah ,  tidak ada Tuhan kecuali Allah, tidak ada sesuatu (termasuk alam-alam) kecuali Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali kekuatan Allah semata, maka berjalanlah atau melangkahlah kepada yang paling dekat dari kita terlebih dahulu bukan melangkah dari yang paling jauh dari diri kita.

Demikian mudah-mudahan Allah membukakan hati kita


sumber: jalansufi.com

0 comments:

Koleksi Origami yang Mengagumkan

8:29 am 5 Comments















































menarik, bukan? =D

5 comments:

Kegunaan Lain Telefon Bimbit

10:14 am 5 Comments

Pernahkah anda berasa bosan dengan kegunaan telefon bimbit, selain membuat, menjawab panggilan, mendengar lagu, mengambil gambar dan sebagainya? Jika ya, contohilah penggunaan lain telefon bimbit di bawah ini! Selamat mencuba! :)


cermin solek




perangkap tikus



penyepit baju






penahan buku



bekas letak sabun?



penahan pintu???



DARE TO TAKE A RISK!! :D

5 comments:

Bila Binatang Berpuasa...

9:27 am 3 Comments
















SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA! :)

3 comments:

Ayat Tasybih

3:04 pm 1 Comments


Mengenai ayat mutasyabih yang sebenarnya para Imam dan Muhadditsin selalu berusaha menghindari untuk membahasnya, namun justru sangat digandrungi oleh sebagian kelompok muslimin sesat masa kini, mereka selalu mencoba menusuk kepada jantung tauhid yang sedikit saja salah memahami maka akan terjatuh dalam jurang kemusyrikan, seperti membahas bahwa Allah ada dilangit, mempunyai tangan, wajah dll yang hanya membuat kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada benak muslimin, akan tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat ke permukaan, maka perlu kita perjelas mengenai ayat ayat dan hadits tersebut.

Sebagaimana makna Istiwa, yang sebagian kaum muslimin sesat sangat gemar membahasnya dan mengatakan bahwa Allah itu bersemayam di Arsy, dengan menafsirkan kalimat ”ISTIWA” dengan makna ”BERSEMAYAM atau ADA DI SUATU TEMPAT” , entah darimana pula mereka menemukan makna kalimat Istawa adalah semayam, padahal tak mungkin kita katakan bahwa Allah itu bersemayam disuatu tempat, karena bertentangan dengan ayat ayat dan Nash hadits lain, bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana Allah sebelum Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, berarti berwujud seperti makhluk, sedangkan dalam hadits qudsiy disebutkan Allah swt turun kelangit yang terendah saat sepertiga malam terakhir, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslim hadits no.758, sedangkan kita memahami bahwa waktu di permukaan bumi terus bergilir, Maka bila disuatu tempat adalah tengah malam, maka waktu tengah malam itu tidak sirna, tapi terus berpindah ke arah barat dan terus ke yang lebih barat, tentulah berarti Allah itu selalu bergelantungan mengitari Bumi di langit yang terendah, maka semakin ranculah pemahaman ini, dan menunjukkan rapuhnya pemahaman mereka, jelaslah bahwa hujjah yang mengatakan Allah ada di Arsy telah bertentangan dengan hadits qudsiy diatas, yang berarti Allah itu tetap di langit yang terendah dan tak pernah kembali ke Arsy, sedangkan ayat itu mengatakan bahwa Allah ada di Arsy, dan hadits Qudsiy mengatakan Allah dilangit yang terendah.

Berkata Al hafidh Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah ketika datang seseorang yang bertanya makna ayat : ”Arrahmaanu ’alal Arsyistawa”, Imam Malik menjawab : ”Majhul, Ma’qul, Imaan bihi wajib, wa su’al ’anhu bid’ah (tdk diketahui maknanya, dan tidak boleh mengatakannya mustahil, percaya akannya wajib, bertanya tentang ini adalah Bid’ah Munkarah), dan kulihat engkau ini orang jahat, keluarkan dia..!”, demikian ucapan Imam Malik pada penanya ini, hingga ia mengatakannya : ”kulihat engkau ini orang jahat”, lalu mengusirnya, tentunya seorang Imam Mulia yang menjadi Muhaddits Tertinggi di Madinah Almunawwarah di masanya yang beliau itu Guru Imam Syafii ini tak sembarang mengatakan ucapan seperti itu, kecuali menjadi dalil bagi kita bahwa hanya orang orang yang tidak baik yang mempermasalahkan masalah ini.

Lalu bagaimana dengan firman Nya : ”Mereka yang berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10), dan disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yang turut berbai’at pada sahabat.

Juga sebagaimana hadits qudsiy yang mana Allah berfirman : ”Barangsiapa memusuhi waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya, tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan hal hal yang fardhu, dan Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal yang sunnah baginya hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, dan menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya yang ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaannya....” (shahih Bukhari hadits no.6137) Maka hadits Qudsiy diatas tentunya jelas jelas menunjukkan bahwa pendengaran, penglihatan, dan panca indera lainnya, bagi mereka yang taat pada Allah akan dilimpahi cahaya kemegahan Allah, pertolongan Allah, kekuatan Allah, keberkahan Allah, dan sungguh maknanya bukanlah berarti Allah menjadi telinga, mata, tangan dan kakinya.
Masalah ayat/hadist tasybih (tangan/wajah) dalam ilmu tauhid terdapat dua pendapat/madzhab dalam menafsirkannya, yaitu:

1. Madzhab tafwidh ma’a tanzih
Madzhab ini mengambil dhahir lafadz dan menyerahkan maknanya kpd Allah swt, dengan i’tiqad tanzih (mensucikan Allah dari segala penyerupaan) Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia berkata ”Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna”, (Kita percaya dengan hal itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab inilah yang juga di pegang oleh Imam Abu hanifah.
Dan kini muncullah faham mujjassimah yaitu dhohirnya memegang madzhab tafwidh tapi menyerupakan Allah dengan mahluk, bukan seperti para imam yang memegang madzhab tafwidh.

2. Madzhab takwil
Madzab ini menakwilkan ayat/hadist tasybih sesuai dengan keesaan dan keagungan Allah swt, dan madzhab ini arjah (lebih baik untuk diikuti) karena terdapat penjelasan dan menghilangkan awhaam (khayalan dan syak wasangka) pada muslimin umumnya, sebagaimana Imam Syafii, Imam Bukhari,Imam Nawawi dll. (syarah Jauharat Attauhid oleh Imam Baajuri)
Pendapat ini juga terdapat dalam Al Qur’an dan sunnah, juga banyak dipakai oleh para sahabat, tabiin dan imam imam ahlussunnah waljamaah.

Seperti ayat :
”Nasuullaha fanasiahum” (mereka melupakan Allah maka Allah pun lupa dengan mereka) (QS Attaubah:67),
dan ayat : ”Innaa nasiinaakum”. (sungguh kami telah lupa pada kalian QS Assajdah 14).

Dengan ayat ini kita tidak bisa menyifatkan sifat lupa kepada Allah walaupun tercantum dalam Alqur’an, dan kita tidak boleh mengatakan Allah punya sifat lupa, tapi berbeda dengan sifat lupa pada diri makhluk, karena Allah berfirman : ”dan tiadalah tuhanmu itu lupa” (QS Maryam 64)

Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt berfirman : ”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?, maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?” (Shahih Muslim hadits no.2569)

Apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti sakitnya kita? Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yang dimaksud sakit pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya pada hamba Nya itu, ”wa ma’na wajadtaniy indahu ya’niy wajadta tsawaabii wa karoomatii indahu” dan makna ucapan : akan kau temui aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku dengan menjenguknya (Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal 125)

Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah waljamaah yang berpegang pada pendapat Ta’wil, seperti Imam Ibn Abbas, Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan Al Asy’ariy, Imam Ibnul Jauziy dll (lihat Daf’ussyubhat Attasybiih oleh Imam Ibn Jauziy). Maka jelaslah bahwa akal tak akan mampu memecahkan rahasia keberadaan Allah swt, sebagaimana firman Nya : ”Maha Suci Tuhan Mu Tuhan Yang Maha Memiliki Kemegahan dari apa apa yang mereka sifatkan, maka salam sejahtera lah bagi para Rasul, dan segala puji atas tuhan sekalian alam” . (QS Asshaffat 180-182).


sumber: jalansufi.com

1 comments:

15 Sebab Turunnya Bala

10:32 pm , 3 Comments

 
Mengapa manusia ditimpa bencana? Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh At-Tarmizi daripada Ali bin Abu Talib, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Apabila umatku melakukan 15 perkara berikut, maka layaklah mereka ditimpa bencana iaitu:



   1. Apabila harta yang dirampas (daripada peperangan) diagih-agihkan kepada orang-orang yang tertentu sahaja.
   2. Apabila zakat dikeluarkan kerana penebus kesalahan (terpaksa).
   3. Apabila sesuatu yang diamanahkan menjadi milik sendiri.
   4. Apabila suami terlalu mentaati isteri.
   5. Apabila anak-anak menderhakai ibu bapa masing-masing.
   6. Apabila seseorang lebih memuliakan teman daripada ibu bapa sendiri.
   7. Apabila kedengaran banyak bunyi bising.
   8. Apabila lebih ramai berbicara mengenai hak keduniaan di dalam masjid.
   9. Apabila sesuatu kaum itu terdiri daripada orang yang dihina oleh mereka.
  10. Apabila memuliakan seseorang kerana takutkan tindakan buruknya.
  11. Apabila arak menjadi minuman biasa.
  12. Apabila lelaki memakai sutera.
  13. Apabila perempuan dijemput menghiburkan lelaki.
  14. Apabila wanita memainkan alat-alat muzik.
  15. Apabila orang yang terkemudian menghina orang terdahulu, maka pada saat itu tunggulah bala yang akan menimpa dalam bentuk angin merah (puting beliung) atau gerak gempa yang maha dahsyat atau tanaman yang tidak menjadi.



Seandainya kita sama-sama merenungi hadis di atas, tidak dapat tidak kita akan menerima hakikat bahawa bencana yang menimpa sesuatu kaum itu adalah berpunca daripada perbuatan mereka sendiri. Oleh itu, kembali kepada yang dituntut oleh Islam, semoga kehidupan kita akan dirahmati keamanan dari dunia hingga ke akhirat.

3 comments:

Lukisan Zaman Muda-Mudi

1:08 pm 6 Comments

Assalamualaikum.

Sebagai permulaan kepada ruangan refleksi yang baru diterbitkan, di sini ana mulakan dahulu dengan karya lukisan ana masa zaman PMR dulu-dulu. Minta maaflah kalau hodoh dan tidak menyelerakan, sekadar memenuhi masa lapang dengan lukisan.


"Art is not actually about the beauty. It's about the soul, the heart behind it..."





































6 comments:

Ruangan Baru

7:42 am 1 Comments


PENGUMUMAN!!! Adalah dengan ini diumumkan bahawa satu segmen atau ruangan baru telah dibuka secara rasminya dalam blog ini, di bawah label 'refleksi'. Ruangan ini bakal mengetengahkan bakat-bakat yang ada pada warga K19. Anda boleh menghantar karya-karya asli anda seperti puisi, lagu, sajak, cerpen, khat dan sebagainya untuk perkongsian kita bersama. Diharapkan langkah ini dapat membantu anda mencambah idea dan buah fikiran di samping membantu anda mengembangkan bakat unik yang anda miliki, Insya Allah. Bagi muslimat, anda boleh menghantar karya anda kepada saudari Ezzah atau saudari Ummi, dan bagi muslimin pula bolehlah menghantar terus kepada ana untuk diterbitkan. Sekian, harap maklum~


1 comments:

Koleksi Kelakar 3

4:55 am 6 Comments

Cerita 1

Pada masa dahulu, ada sebuah negeri dimana semua rakyatnya amat RAJIN belaka tidak ada yang malas.
Jadi pada suatu hari, rajanya membuat pengumuman hendak mencari seorang yang malas. Semasa perhimpunan itu, adalah seorang lelaki mengaku


Katanya : "saya adalah yang paling malas"

Katanya : kalu nak mkn saya malas nak masak

Tiba-tiba datang seorang lelaki lagi : "Saya lebih malas lagi dari dia tuanku".

Raja pun bertanya : "apa tahap malas awak?"

Lalu jawab lelaki tersebut :"kalau saya hendak makan,ada orang yang menyuapkan saya".

Tiba-tiba datang seorang lelaki lagi : "Saya lebih malas lagi dari dia tuanku".

Tuanku pun bertanya kepadanya : "sampai mana pulak tahap malas awak?"

maka jawabnya : "Kalau saya makanpun, sampai ada orang tolong kunyahkan".

Maka raja pun terdiam.....

Tanpa disangka2 datang seorang budak lelaki datang kepadanya sambil berkata:

"saya adalah yang paling malas tuanku".

Raja pun bertanya: "bagaimana pula tahap kemalasan awak?"

budak itu pun menjawab : "Nak cite pun malas".


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita 2

Pada suatu hari Jumaat yang hening Amat naik bas ke masjid untuk menunaikan sembahyang Jumaat.
Mak Amat memberikan seringgit untuk tambang bas pergi dan balik memandangkan Amat dah pun makan tengahari di rumah, adapun perjalanan ke masjid itu 10 km jauhnya.

Amat pun membayar tambang bas 50 sen kepada konduktor yang ensem itu, lalu konduktor tu pun memulangkan baki wangnya dengan duit syiling 50 sen sekeping. Amat pun ambik duit tu simpan dalam kocek baju melayunya.

Sesampainya di masjid, Amat pon mengambil tempat di saf kedua memandangkan saf pertama sudah pun penuh adanya.

Setelah azan berkumandang, pak imam pun mengimamkan solat Jumaat.

Amat pun menunaikan sembahyang berjemaah itu..semasa para jemaah rukuk termasuk Amat sekali...tiba-tiba duit 50 sennya jatuh dan tergolek betul-betul jatuh di bawah telapak tangan orang dihadapannya.. risau bila pikir nak jalan kaki balik rumah di panas-panas terik tu..amat pun berbisik kepada orang dihadapannya...

Amat: "jangan ambik duit aku tu,aku nak buat tambang balik nanti..."

Lalu orang itupun menjawab...

"Alah, setakat 50 sen aku tak heran la, tak der sape nak ambik duit kau tu".

Lalu orang disebelah Amat pula yang terkejut kerana Amat bercakap di dalam sembahyang pun berkata...

"Eh, korang nie..dalam sembahyang mana boleh bercakap"

Selepas itu, orang di sebelahnya pula bersuara

" Yang kau bercakap tu aper ?"

Dan yang di sebelahnya pula

"Fuh, nasib baik aku tak bercakap..."

Sahlah... sembahyang mereka telah terbatal hanya kerana 50 sen.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Q1. Rumah apakah yang gunakan banyak air?
Answer: Rumah terbakar

Q2. Apa yang mahal pada BMW
Answer: Huruf W. Cuba tukarkan W ngan X. Jadi BMX. Kan murah tu...

Q3. Ape persamaan kain jemuran ngan telefon?
Answer: Dua-dua kalau dah 'kringgg' bole diangkat...

Q4. Knape pokok kelapa kat depan rumah harus ditebang?
Answer: Mestilah kene tebang, sape nak cabut pokok kelapa ...gile ape...

Q5. Gajah terbang dengan ape?
Answer: Dengan susah payah...

Q6. Nak mencari sikit punye susah, bile dah dapat buang, ape bendanya?
Answer: Tahi hidung

Q7. Ape beza sekretari baik ngan sekretari kurang baik?
Answer: - Sekretari baik..................'Selamat pagi tuan'
- Sekretari kurang baik...........'Dah pagi ni tuan

Q8. Kenape lelaki jarang kene penyakit anjing gila?
Answer: Sbb lelaki ni kan 'buaya'

Q9. Siape yang menemukan dompet kulit?
Answer: Yang menemukan dompet kulit tersebut tolong pulangkan kepada saye.

Q10. Saya ade 3 kepala, 4 tangan dan 5 kaki...siapakah saya?
Answer: Pembohong...

6 comments:

Perihal Zikir

10:22 pm 1 Comments

Keutamaan Zikir

Berkata Imam Habib Abdullah Al-Haddad, "Ketahuilah wahai saudara-saudaraku sekalian, moga-moga Allah menjadikan kami beserta kamu sekalian di antara kumpulan orang-orang yang gemar berzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, agar kita sekalian tergolong manusia yang tiada dilalaikan oleh harta benda dan anak pinak dari mengingati Allah Ta'ala. Ketahuilah zikir kepada Allah itu di antara taqarrub yang paling utama yang dapat menghampirkan kita kepada Allah Ta'ala".

Firman Allah Ta'ala:


"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatilah Allah dengan sebanyak-banyaknya ingatan dan bertasbihlah kepada-Nya siang dan malam."
(Al-Ahzab: 41)

Firman-Nya yang lain:

"Mereka yang beriman itu akan menjadi tenteramlah hati-hati mereka dengan mengingati Allah. Ingatlah, bahawa dengan mengingati Allah itu akan tenteram segala hati!"
(Al-Ra'ad: 28)

Firman Allah Ta'ala lagi:

"Dan barangsiapa yang berpaling dari mengingati-Ku, maka baginya akan ditakdirkan hidup yang sempit dan Aku akan bangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan buta."
(Thaha: 124)

Firman Allah Ta'ala lagi:

"Dan barangsiapa yang berpaling dari mengingati Tuhan Yang Maha Pemurah (ke atas semua makhluk-Nya dengan pemberian nikmat-nikmat yang tidak terkira), kami balakan baginya syaitan yang diambilnya menjadi teman."

Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan juga Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Tiada suatu kaum duduk berzikir kepada Allah Ta'ala melainkan mereka akan dikelilingi oleh para malaikat, dikelubungi oleh rahmat, diliputi oleh ketenteraman dan Allah akan menyebut mereka pada siapa yang berada di kalangan-Nya".


Majlis Zikir

Rasulullah SAW pernah bersabda dalam suatu hadis yang masyhur yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Turmudzi dan Al-Baihaqqi dari Anas bin Malik:

"Jika kamu melintas taman-taman syurga, maka hendaklah kamu berehat. Para sahabat bertanya: Apakah taman-taman syurga tersebut? Sabda Baginda SAW: Kumpulan orang-orang yang berzikir. (Ada riwayat mengatakan majlis-majlis zikir)".

Ada pelbagai majlis zikir, yang terutama ialah majlis ilmu seperti mana yang telah dibahaskan oleh Al-Imam Hujjatullah Muhammad Al-Ghazali di dalam permulaan kita Ihya' 'Ulum Ad-Din pada kelebihan ilmu dan juga mana-mana permulaan kitab oleh ulama'-ulama muktabar lain sebelumnya dan selepasnya seperti Imam Al-Bukhari RA, Imam Muslim RA, Imam Nawawi RA dan lain-lain.

Sabda Nabi SAW yang dinyatakan oleh Imam Al-Ghazali RA di dalam kitab Ihya'nya:

"Demi Tuhanku bahawasanya berpagi kamu pergi menuntut ilmu akan suatu bab (ambil kefahamannya dan mengamalkannya) daripada ilmu (yang menimbulkan rasa takut akan Allah) itu terlebih baik daripada kamu sembahyang sunat seratus rakaat".

Selain itu majlis zikir juga dinisbahkan dengan berzikir secara beramai-ramai di masjid atau di rumah bersama keluarga dengan berniat mengajar, melatih masyarakat, keluarga agar melazimkan mentauhidkan, mensucika, menta'zimkan dan membesarkan Allah serta beribadah, berjemaah dan berdoa bersama-sama selagi mana tidakk mentaswiskan (meragukan) orang-orang yang sedang bersembahyang, maka ianya tidak dilarang menurut pendapat Syeikhul Islam Ibnu Hajar RA.

Rukun Zikir dan Syarat-syaratnya

1. Makan minumnya dan pakaiannya halal
Telah berkata Saidina Abdullah Bin Umar RA: Jika kamu terus bersembahyang hingga tulang belakangmu menjadi bongkok dan kamu berpuasa pula hingga badanmu menjadi seperti lidi, tetap tidak akan diterima semua itu melainkan dengan warak yang tebal (menjaga halal haram).

2. Jangan Riak
Hendaklah ikhlas dan tidak berpura-pura atau menunjuk-nunjuk amalannya di hadapan orang ramai. Lazimkan diri sahaja beramal di kala di rumah dan di khalayak ramai. Beramal secara beramai-ramai merupakan syiar kehebatan Islam.

Firman Allah Ta'ala:


"Maka sesiapa yang percaya dan berharap akan bertemu dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh, dan janganlah ia mempersekutukan sesiapa pun dalam ibadatnya kepada Tuhannya".
(Al-Kahfi: 110)

Telah berkata Fudhail bin I'yad, "Barangsiapa yang meninggalkan amal kerana manusia (bimbang dikatakan kuat beramal) sesungguhnya ia telah riak, dann barangsiapa melakukan amal kerana manusia sesungguhnya ia telah syirik". Lazimlah kamu menyebut

لا حولا  ولا  قوة  إلا  بالله  العلي  العظيم
"Tiada daya bagi aku meninggalkan maksiat dan tiada kekuatan bagi aku mengerjakan ketaatan melainkan taufik dan pertolongan daripada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung".

3. Makan tidak terlalu kenyang
Hendaklah lazimkan diri semasa berzikir tidak terlalu kenyang, kerana tidak akan datang khusyuk dan rendah diri bila perutnya terlalu kenyang. Tetapi bila perutnya ringan, ketika itulah akan datang nur dan cahaya pada hati.

Adab dan Syarat Zikir

Berkata Syeikh Ali Al-Marshafi RA di dalam kitabnya Manhajus-Salik. Terdapat banyak adab dan syarat zikir, antara yang terpenting ialah:

1. Bertaubat terlebih dahulu
Iaitu dengan menepati segala rukun taubat dan menampakkan diri semacam penyesalan yang sungguh-sungguh.

2. Menyelesaikan fardhu terlebih dahulu
Fardhu diibaratkan pokok sedangkan zikir adalah bajanya. Apa yang mahu dibaja sedangkan pokoknya tiada.

3. Melazimkan diri dalam kesucian
Iaitu bermandi dan berwudhuk serta menghadap kiblat.

4. Hendaklah menyimpan harapan yang baik di dalam hati ketika memulakan zikir
Jangan meragukan bahawa Allah tidak menerimanya.

5. Duduk berzikir di tempat yang bersih dan suci dari kekotoran
Ini kerana zikir itu menyebut dan mengingati Allah.

6. Mewangikan tempat duduk dan diri semasa berzikir
Ini kerana tempat berzikir itu tidak sepi dari didatangi malaikat dan kaum jin di samping memeriahkan halaqah zikir.

7. Memakai pakaian yang bersih
Agar suasana menjadi nyaman dan tidak mengganggu hidung dan mata orang-orang yang berzikir.

8. Bersikap ikhlas
Membersihkan diri daripada segala macam sifat riak dan keraguan.

9. Hendaklah memilih zikirnya itu dengan lafaz

لا إله إلا الله
Menghormatinya dengan kekuatan yang sempurna dan dengan mengangkat suaranya pada lafaz إلا اللهdari batas pusat ke atas dua belah bahagian dadanya dan melenggokkan kepalanya dari kanan ke kiri (membayangkan pukulan zikrullah ke dalam degupan jantung).

Apa yang Perlu Dilakukan Selepas Berzikir
  1. Berdiam diri sebentar kerana apabila berdiam diri akan khusyuk dan tenteram hatinya.
  2. Hendaklah menarik nafas yang panjang-panjang dan berkali-kali agar mencahayakan hati Bashirah yakni mata hati dan membukakan hijab hati.
  3. Menahan diri dari meminum air sebaik-baik sahaja selepas berzikir kerana zikir itu membakar jiwa. Iaitu menghangatkan tubuh dan menimbulkan kelazatan dan keharuan dalam diri sedangkan meminum air selepas berzikir akan memadamkan semua perasaan tersebut.


1 comments:

Kenyangkan Dirimu Dengan Zikrullah, Laparkan Dirimu Dengan Maghfirah

11:13 am , 1 Comments




Assalamualaikum.

Alhamdulillah, kita masih diberi ni'mat Iman dan Islam pada hari ini, dapat bernafas melalui tiupan rohnya mengerjakan ibadah puasa pada bulan yang penuh rahmah dan barakah ini. "Orang yang paling mulia dalam kalangan kamu ialah yang paling bertaqwa". Tidak kiralah walau siapa pun kita, hatta bakal ustaz mahupun ustazah, masing-masing ada tanggungjawab dan tuntutan yang perlu dipenuhi. Masing-masing ada kelemahan dan kekurangan yang perlu diatasi dan diperbaiki dari semasa ke semasa. Oleh itu, janganlah kita menyangka diri ini sudah dapat menggapai ni'mat syurganya, andai kata kita baru melakukan sedikit sahaja amal ibadah, sedangkan junjungan besar kita Rasulullah SAW yang mana walaupun ma'sum, masih berterusan melakukan ibadah, sehingga bengkak-bengkak kaki baginda. Masya Allah, selawat dan salam atas beliau dan ahlul bait. Sebagai muslim yang mengaku mu'min, janganlah kita menyangka hanya dengan amalan sahaja melayakkan kita memasuki syurga-Nya, sedangkan harga syurga itu terlalu tinggi. Amalan-amalan yang kita lakukan hanyalah sebagai jalan atau thoriqah yang membawa kita menemui-Nya, mengenali-Nya. "Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, Aku ciptakan makhluk unuk mengenali-Ku". "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku". Sedarlah hakikat ini, Dia tidak memerlukan kita mahupun amalan kita, tetapi kita yang amat-amat memerlukan-Nya.

Sebagai peringatan kepada diri sendiri dan moga menjadi 'ibrah kepada semua, marilah berusaha meningkatkan 'ibadah agar berupaya menggapai redha-Nya. "Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di jalan-Mu. Berusaha meningkatkan amal ibadah, menjaga syariat dan ikhlas dalam amal perbuatan perlulah ditanam dalam hati. "Jadilah mu'min yang hari ini lebih baik dari semalam, dan esok lebih baik dari hari ini. Celakalah mereka yang hari ini lebih teruk dari semalam, dan esok lebih teruk dari hari ini". Berwaspadalah kita dengan bisikan syaitan dan nafsu, kerana "Orang Islam tidak boleh jatuh dalam lubang yang sama dua kali". Andai kata hari ini kita melakukan kesilapan, segeralah kita memohon ampun dan bertaubat, kerana hati ini perlulah bersih dari sebarang titik hitam. "Ketahuilah, di dalam hati manusia itu ada seketul daging, jika baik maka baiklah juga seluruhnya, jika rosak maka rosaklah semuanya, yang demikiaan itu hati".

Bulan Ramadhan menjadi pentas utama bagi orang-orang mu'min berlumba-lumba mengejar masa melakukan amal kebaikan. Jika terlepas peluang yang diberikan ini, maka sia-sialah kita diberi ni'mat yang tidak terhitung oleh-Nya, wajiblah kita merasa malu dengan-Nya. Ramadhan membentuk peribadi muslim yang jitu, dan keadaan sebegini haruslah berterusan sehingga sepanjang tahun, bukanlah sekadar bulan Ramadhan sahaja. Tazkiyyatun nafs dan pembersihan jiwa adalah usaha berterusan dan berpanjangan, kerana nafsu dan syaitan tidak bisa melepaskan jiwa-jiwa anak Adam yang secara fitrahnya suci dan bersih. "Bekerjalah bersungguh-sungguh ibarat kita akan hidup selama-lamanya, dan beramallah seolah-olah kita akan mati esok hari". "Sesungguhnya orang yang paling pandai antara kamu ialah orang yang paling banyak mengingati mati", maka kejarlah kesempatan yang masih ada ini, sihat sebelum sakit, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati". "Dekatnya kematian itu dengan anak Adam ialah ibarat dekatnya mata putih dengan mata hitam". Subhanallah.

Untuk perkongsian bersama, marilah kita mengamalkan zikrullah setiap saat dan ketika, kerana setiap makhluk itu sentiasa bertasbih memuji Tuhannya. Bahkan degupan jantung yang dielektrasikan dari pacemaker dan node itu juga setiap saat berdegup menyebut "Allah, Allah..". Di manakah letaknya harga diri kita jika kita sebagai khalifah diberi akal ini sombong dan takbur dalam mengingati-Nya? "Pada diri manusia itu, di langit dan di bumi, terdapat tanda-tanda-Nya, untuk orang-orang yang berfikir". Getaran zikrullah itu sendiri menghasilkan suatu macam gelombang dan fenomena yang membatasi hukum fizik itu sendiri, contohnya sehingga menukarkan "water pattern" itu dengan sesuatu yang indah, memukau panadangan manusia. dan jika perkataan-perkataan yang kurang baik disebut, gelombang itu menukarkannya kepada sesuatu yang hodoh jua. Zikrullah bukanlah sekadar menyebut nama-nama Zat yang mulia itu dengan mulut, bahkan menjauhi perkataan-perkataan yang kurang baik, nasihat, memikirkan ciptaan-Nya juga merupakan zikrullah. "Ketahuilah, dengan mengingati Allah hatikan menjadi tenang". Mu'min yang hampir dengannya ialah mu'min yang membasahi lidahnya dengan zikrullah, membasahi anggotanya dengan wuduk, dan membasahi matanya dengan tangisan taubat dan keampunan. Seperti mana nasihat ayah ibu kita jka kita dalam kepergian, "Jangan lupa sembahyang," kita hendaklah memahami bahawa wasilah perkataan itu bermaksud "Jangan lupa Allah". Solat membawa kita mengenali-Nya, tenggelam dalam lautan kasih sayang-Nya, atau dalam satu istilah lain "mabuk Allah". "Di mana menghadap di situ Allah". Bukanlah bermaksud Allah itu bertempat seperti pegangan wahhabiyah, pernyataan ini bermaksud "meliputi Zat Allah akan setiap sesuatu". Zikrullah menjadi makanan rohani, mengenyangkan jiwa-jiwa manusia yang dalam kelaparan. Jika zikir itu sendiri, misalannya, Allah Maha Besar, persoalannya besar manakah Allah? "Meliputi Ia akan sesuatu". Maha Suci Allah, suci macam manakah Allah itu? "Tidak menyerupai-Nya akan segala sesuatu". Syukur pada Allah? "syukur akan segala ni'mat-Nya".

Solusinya, jalan mengenal Allah itu sebenarnya terlalu hampir, dan dek kerana kehampirannya yang dimisalankan meletakkan buku di muka sehingga tidak dapat membaca, begitulah jua dengan-Nya, terlalu hampir dengan kita. "Aku lebih dekat dengan hambaku lebih dekat dari urat Marih". Bukankah urat di leher itu melekat, namun adakah Allah itu ibarat melekat dengan hamba-Nya? Allah itu tiada bertempat, dekatnya Dia diistilahkan dalam ilmu tasawwuf seperti dekat tiada bersentuh, jauh tiada antara. meliputi akan Dia". Renung-renungkanlah, kepada siapakah kita pasrah selama ini? Adakah kita menghampirinya, atau menjauhinya? Hakikatnya, Dia-lah yang paling hampir dengan kita, namun kerana keegoan kita yang menyebabkan kita jauh dengan rahmat-Nya secara istilah. Dampingilah para ilmuan, ulama' dan orang yang lebih mengetahui, kerana "Bertanyalah kepada orang yang lebih mengetahui". Tanamkan sifat cintakan ilmu, beriman dengan berilmu dan mengamalkannya, kerana ilmu tanpa amal ibarat ibarat pohon tidak berbuah. Jika kita tidak dapat menjadi orang yang berilmu, jadilah orang yang suka duduk dalam majlis ilmu, dan jika tidak mampu jadilah orang yang berdamping dengan majlis ilmu atau mengasihi orang-orang berilmu, dan celakalah golongan yang keempat". Sama-samalah kita berhijrah melakukan kebaikan. "Agama itu adalah nasihat, kepada Allah, Rasul-Nya dan kepada pemimpin kaum muslim dan rakyatnya". "Setiap kamu adalah pemimpin,...". "Tanda baiknya Islam sesorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. Bentukkanlah jiwa yang tenang dalam maghfirah-Nya, kerana akhirnya kita akan dipulangkan kepada-Nya dalam perkampungan akhirat yang kekal abadi. Dunia ini hanyalah pinjaman, menjadi bangkai, dan perhiasannya ialah wanita, harta dan anak-pinak. "Wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan-Mu....". Noda dan dosa meresahkan jiwa kita, oleh itu, hindarilah dengan zikrullah, dan sentiasa dahagakan maghfirah-Nya, Insya Allah. 

Yang baik dan buruk dari Allah, dizahirkan kepada ana dengan benih "kun-Nya". Mohon maaf dan pembetulan jika ada kesalahan. Wallahua'lam.

Dari pena yang faqir lagi hina~


1 comments:

About Us

2:18 am 5 Comments

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS IPOH, HULU KINTA, PERAK

K19: PENDIDIKAN ISLAM (SJKC)

  1. ABDUL MUTTAQIN BIN SAHAROM
  2. ABU BAKAR BIN JAMHARI
  3. ADILLAH HANANI BINTI MUHAMMAD RADZI
  4. AKMAL FAHMI BIN AHMAD
  5. HUDA FARHANA BINTI DZULFAKHOR ALI
  6. MOHAMAD FAZUAN BIN MOHAMAD NOR
  7. MOHAMMAD ASRIE ASMAROUL BIN ROSLAN
  8. MOHD ZULFADHLI BIN MD. YUSOF AZMI
  9. MUHAMMAD AJWAD BIN MOHD SUHAIMI
  10. MUHAMMAD ANAS BIN MOHAMED SALLEH
  11. MUHAMMAD FAIZ HAFIZY BIN RUSLI
  12. MUHAMMAD HAMDI HUSAINI BIN RASHIDI
  13. MUHAMMAD ZAIM SYAFIQ BIN MOHD ROSLAN
  14. MUHAMMAD ZULFAHMI BIN YAHAYA
  15. NADIA ATYLIA BINTI RAMLI
  16. NOR MUNIRAH BINTI MOHD IDRIS
  17. NUR EZZAH BINTI ZAINOODIN
  18. NUR SAFFAWATI BINTI ABDUL KADIR
  19. NURMAZIAH BINTI MOHD ALIAS
  20. UMMI SYAFIQAH BINTI ABDUL RAHIM

Lelaki: 12
Perempuan: 8
Jumlah: 20
Mentor: Puan Siti Juariah Binti Tarmuji


























Sebarang cadangan, artikel menarik, perkongsian maklumat dan sebagainya untuk menambah baik blog ini bolehlah menghubungi saudara Muttaqin. Terima kasih.

5 comments: