Apabila Al-Quran Mampu Bersuara

12:04 am 4 Comments




First time post dekat blog K19 ni...
Mintak tunjuk ajar dari abang TaQqIn...


BILA AL-QURAN MULA BERBICARA:-

Waktu engkau masih kanak-kanak...
Kau laksana kawan sejati ku...
Dengan wudhuk aku kau sentuh dalam keadaan suci...
Aku kau pegang, aku kau junjung dan kau pelajari...
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hari...
Setelah selesai engkau menciumku mesra...

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tidak berminat lagi padaku...
Apakah aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah???
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji...
Sekarang, aku tersimpan rapi sekali, sehingga engkau lupa di mana aku tersimpan...
Aku sudah engkau anggap hanya pengisi stormu...

Kadang kala aku dijadikan mas kahwin agar engkau dianggap bertaqwa...
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan...
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan bersendirian, kesepian...
Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan...
Dulu... pagi-pagi... surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman...
Di waktu petang, aku kau baca beramai-ramai bersama teman mu di surau...

Sekarang... seawal pagi sambil minum kopi... engkau baca surat khabar dahulu...
Waktu lapang engkau baca karangan manusia...
Sedangkan aku ayat-ayat yang datang dari Allah Azza wajalla...
Engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerja pun kadang kala engkau lupa baca pembuka surah2 ku...
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati muzik duniawi...
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu...
Sepanjang perjalanan, radio mu selalu tertuju ke stesyen radio kegemaranmu...
Mengasyikkan...

Di meja stadimu tidak ada aku untuk kau baca sebelum mulai kerja...
Di komputermu pun kau putar muzik kegemaranmu...
Jarang sekali kau putar ayat-ayat ku...
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan...
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu...
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku...

Bila malam tiba engkau tahan bersengkang mata berjam-jam di depan TV...
Menonton siaran televisyen...
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk...
Hanya sekadar membaca berita murahan dan gambar sampah...
Waktu pun cepat berlalu...
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu...
Mengumpul debu atau mungkin di makan hama...

Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali...
Itupun, hanya beberapa lembar dariku...
Dengan suara dan lafaz yang tidak semerdu dulu...
Engkau pun kini terangkak-rangkak ketika membacaku...
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu...

Bila engkau di kubur sendirian menunggu kiamat tiba...
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya...
Apakah TV, radio, hiburan atau komputer dapat menolong kamu???
Yang pasti ayat-ayat Allah S.W.T yang ada padaku menolong mu...
Itu janji Tuhanmu, Allah S.W.T...

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...
Dan Akhirnya...
Kubur yang setia menunggu mu...
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhan Mu...

Jika aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti...
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan...
Yang akan membantu engkau membela diri...
Dalam perjalanan ke alam akhirat...
Dan akulah "Al-Quran”, kitab suci mu...
Yang sentiasa setia menemani dan melindungi mu...

Peganglah aku kembali... bacalah aku kembali setiap hari...
Kerana ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci...
Yang berasal dari Allah Azza wajalla...
Tuhan yang Maha Pengasih Dan Maha Pemurah...
Yang disampaikan oleh Jibril Melalui Rasulmu...
Keluarkanlah aku segera dari almari, laci mu...
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu...
Agar engkau sentiasa mengingati Tuhanmu...
Sentuhilah aku kembali...

Baca dan pelajari Aku...
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat...
Seperti dulu... waktu engkau masih kecil...
Di surau kecil kampungmu yang damai...
Jangan aku engkau biarkan sendiri...
Dalam bisu dan sepi...
Maha Suci Allah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana...

4 comments:

Qiamullail Perdana

3:05 pm 0 Comments

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada malam ini (29/10/2010) akan diadakan Program Qiamullail Perdana. Semua pelatih muslim IPG Kampus Ipoh diwajibkan hadir. Pada malam ini, muslimin akan bermalam di bangunan Seri Siantan manakala muslimat pula akan bermalam di Pusat Islam Al-Hidayah. Segala maklumat program adalah seperti berikut:



p/s: jom kita pakat p sama-sama... meraih cinta Robbul Izzati. Hayya bina.

0 comments:

Soalan Spot Peperiksaan

1:03 am 5 Comments

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh…

Disini ana ingin kongsikan soalan spot untuk peperiksaan yang bakal menjelang…soalan ini ana ambil dari post saudara Fazuan yang merupakan salah seorang ahli unit K19 yang di post dalam facebook…ana dah rangkumkan semuanya…dan ini adalah hasil senarainya…moga bermanfaat…

Kata fazuan:
Salam Mahabbah............................
Attention kpada smua shbatku yg disyangi..........
Mmndangkn exam yg paling hmpir kpda kita iaitu BA n BI,
so ana nk share soalan spot yg ana dpt dri kwn ana...................

sOALAN spot untk english
essay>HOW 2 BE A GOOD NEIGHBOUR...

soalan spot untuk BA>
1)اسم انّ وأخواتها
2)كان واخواتها
3)معرب ومبني
4)بنا الفعل المعلوم والمجهول
5)فاعل ونائب الفاعل
6)مبتدأ و خبر
7)أفعال الخمسة
8)معرب مبني وفروعها
9)النواسخ



struktur soalan arab:
1) ade 10 soalan objktif
2) mybe ad soalan buat ayat drpd uslub yg diberi
3) qit"ah>kuarkn afkar raisiyyah(istifad n istinbat)
4) soalan pasal 'irab
5) soalan esei(mybe marfu'at)>ad 2 soalan,pilih satu....


Tajuk SPOT untuk tarannum:
1)sjarah
2)lahjah
3)bntuk suara
4)jenis suara


Tajuk spot untk TAJWID:
1)makhraj huruf
2)mad
3)waqaf
4)izhar
5)ikhfa'
6)idgham


Tajuk spot untuk akidah
1)ksan2 penyelewengan akidah
2)prbezaan fahaman
3)penyelwengan batiniah
4)hadis palsu
5)penyelewengan pemikiran semasa
6)sjarah prkembangan akidah
7)sjarah prkembangn akidah
8)ahli sunnah wal jamaah
9)mazhab2
10)fahaman2(sosialisme etc.)

ini adalah tanbahan daripada saudari saffawati:

Dari saudari saffawati abdul kadir:-

Jawi & Khat
1. Sejarah Perkembangan Penulisan Jawi di Malaysia
2. Kaedah Pembentukan Perkataan
3. Perkataan Serapan daripada Bahasa Asin (English & Arabic)
4. Perbezaan Ejaan Zaaba dan Ejaan Dewan Bahasa & Pustaka (DBP)
...5. Kaedah Penulisan Khat Nasakh, Raq’ah, dan Thuluth

Untuk arab hafal kaedah dan contoh sekali…


Sekalung apresiasi buat sahabat2 yang sudi berkongsi maklumat...

p/s: ~ soalan tajwid...lelong2~

5 comments:

Al-Qur'an, a liberal scripture?

9:11 am 2 Comments

Introduction

It is often imagined that Islam is a religion of extremism, rigidity and inflexible traditions. This picture of Islam is promoted in an effective manner by the mainstream media, and it is perhaps a Western misunderstanding of the many obligations that Muslims are indeed to fulfill, such as daily prayers, dietary restrictions, dress code and the like. Such actions stand out as unique and sometimes strange in a Western, secular-minded society that has succeeded in restricting religion, to a great extent, to Church services and personal theological convictions.

Perhaps taking the bait, many of us Muslims have bought the media's assessment as the correct one, indeed becoming extremely rigid in our approach. Of course, this is not really the right way at all, even from the point of view of the Ahadeeth. The Prophet Muhammad, upon whom be God's blessings and peace, is said to have always taken the path of moderation, of choosing the easier of any two choices 1. Examples of this rigid approach include a story I read about four years ago in a Muslim publication, discussing a similar theme, about a Muslim who actually, upon believing that music is Haraam [unlawful], would place cotton in his ears to avoid hearing elevator music 2!

Other, more well-known examples, include the very strict rules that governed the lives of Afghani women under the Taleban rule.

The Balanced community

The Qur'an teaches that Muslims are to constitute a middle nation, or a community of balance [2:143], one that is neither too far-right nor to the extreme left. Extremism, in any fashion, has been criticized by Allah himself. The practice of not marrying and living as a monk, we are told, was not ordained by God[ Q 57:27], thus was an unnecessary innovation, that does more harm than good. To have a balanced religion, it is necessary to approach it from a holistic sense. To have balance, one must examine one's one needs, realistic needs, be it personal or societal, by obtaining real knowledge of the religious texts, of the message of Allah as given in his final book, the Qur'an. Ignoring the current physical realities in pursuit of the idealistic may be commendable, but in the end a disservice. A good example of this is Interest. It is clearly unlawful, from the Islamic point of view [Q 2;275 and many other verses], yet, we live in a society where we need our loans, our mortgages, car notes etc..

As a balanced community, our scholars, Imams, leaders need to get together and offer alternatives, affordable ones, to the community. Alhamdulillah, there is indeed such efforts taking place, but perhaps the average Muslim living in the USA or Europe may not see the results anytime soon. But in the meantime we need to bite the bullet and attempt to take the lesser of two evils when we can.

A Balanced ideology

The Qur'an, the scripture revealed to the Prophet Muhammad over fourteen centuries ago, provides the essential doctrines that Muslims are to hold. Anything else appearing outside the Qur'an may be correct [or incorrect], but with Quranic beliefs, we can never go wrong. If the teachings given in the Qur'an are accepted by a person, then they are Muslims that deserve our recognition. Look at the following example:

The Messenger[Muhammad] believes in what hath been revealed to him from his Lord, as do the believers.. Each one (of them) believes in God, , His angels, His books, and His messengers. "We make no distinction (they say) between one and another of His apostles. [2:285]

Other Quranic examples of what Muslims are to accept theologically are given in 2:1-5 and 2:177. The actions that display this belief system are also given throughout the Qur'an, examples include 23:1-11, 17:23-39 and 98:5.

Qur'an, a source for liberalism?

A thought has been occurring to me, which has been difficult to express in words. I have realized that whenever a Muslim scholar, leader or activist [or just about any body] attempts to focus on the Qur'an for their guidance, more so that any other source, other Muslims will dismiss that person as a "liberal" or "Modernistic". This has made me wonder aloud if indeed the Qur'an teaches "liberalism" or "modern values"?

It is certainly true that these titles are vague in themselves, but nonetheless they seem to be legitimate queries. It does seem to me that while the Qur'an is very clear on certain issues, especially those of theology, it is deliberately silent on others. For example, in terms of governing, there is only one Quranic guideline , that of consultive and representative bodies Shuraa Baynahum, Qur'an, 42:38.If these bodies are set up, then by the Quranic viewpoint they are legitimate. In this regard, Iran, which is a republic, as well as Saudi Arabia, ruled by monarchy, have compelling claims to legitimacy under Islamic law [and indeed, both make this claim], despite their obvious differences in style of governing.

Allah has not forgotten to place something in the Qur'an at all. It is clear that God intends for humans to use our minds and creative genius, our collective gifts, to solve our own problems and create our own unique styles to deal with our lives, here, the example of government. "Democracy" itself is practiced differently, as between Western examples and that of Japan 3.

In other words, by not placing certain information or guidelines in the Qur'an, God wants us to use our own Ijtihaad. If we as humans [looking at a broad view] or as Muslims [looking at a focused perspective and interest] come to different conclusions and styles, this is still acceptable to God, and should be acceptable to each other. God has given humans varying colors, languages, cultures and mindsets, so we may learn from each other, copy each other if need be, so there is no basis for Muslims to dismiss other Muslims for disagreements on small issues as "innovators" "disbelievers" etc...! There is little "dogmatism" within Islam, either in its theology or its practice.

That does not mean that there are no guidelines at all. We are to accept God as one and alone, Muhammad as God's messenger and final Prophet, and offer our prayers in the way prescribed through Muhammad, etc..but in general, we have little "absolutes" within Islam.

The Qur'an acts as a constitution, a basis for theological belief and worldly practice, and all other sources. Ahadeeth, Fiqh, Seerah, Tareekh, etc. serve only as commentary and helpful aids in following the constitution that is the Qur'an. Nothing can be equal to the words of God Almighty.

Returning to the main theme, it indeed seems the Qur'an, fourteen centuries ago, taught what we now see as "modern values", freedom of religion,racial equality, the promotion of morals for the protection of society, are all Quranic principles. Of course, that does not mean that the Western values and Islamic teachings are in complete agreement, as Alcohol and gambling, for example,are forbidden to Muslims 4 .

Conclusion

The Qur'an is a book that deserves more of our attention. It contains much more than we give it credit for. It should not just decorate our homes and be on our lips at prayer time, weddings and funerals. It should be constantly read and pondered upon.

It is our hope that our non-Muslim reader would take the opportunity to investigate these claims, and if they are found to be true, to join the one billion strong Muslim community and fully gain from the word of God. But even if the reader disagrees, it cannot be argued that the Islamic principles, propagated in the Qur'an before Western political philosophers grabbed a hold of them, shines forth in influence nonetheless, that its light outshines all other lights, by its own sheer power [Qur'an, 9:33].

Footnotes:
1. Sahih Al-Bukhari, Kitaab al-adab 73:147.

2. There are many traditions attributed to the Prophet which speak negatively about music. That is another issue altogether, beyond the scope of this post. We simply illustrated the example to show an extreme response.

3. See http://www.crf-usa.org/election_central/japan_democracy.htm

4. In Muslim lands, Non-Muslims have always had access to alcohol and whatever else they wanted, but for Muslims, such is clearly not allowed.

POSTED BY SHAMSUDDIN WAHEED AT 12:01 AMLABELS: CONTEMPORARY MUSLIM ISSUES, HADITH, INTRODUCTION TO ISLAMIC TEACHINGS, LIBERALISM, MUHAMMAD, QUR'ANIC COMMENTARY, SCRIPTURE, SOCIETY

http://shamsuddinwaheed.blogspot.com/2008/06/al-quran-liberal-scrip...

source : ummah 1.ning.com

p/s: reading english articles will enhance our vocab in english...

2 comments:

Awasi Islamic Fashion Show

1:36 am 2 Comments


'Islamic Fashion Show' telah dianjurkan beberapa kali sebelum ini, namun penganjuran ketika itu tidak mendapat sebarang respon dari cendiakawan Islam, mungkin disebabkan fesyen-fesyen yang ditayangkan tidak begitu melampau. Ataupun ia tidak sampai ke pengetahuan golongan ini.

Namun pada tahun 2010, bertempat di sebuah negara bukan Islam, fesyen yang ditayangkan sudah jauh melampaui batasan. Berdasarkan gambar-gambar yang tersiar di media dan internet, pertunjukan fesyen yang dianjurkan adalah 'clear cut' bercanggah dengan Islam dan tidak layak diberi nama 'Islamic'. Malah ia sudah termasuk di dalam kategori mempersendakan Islam.


Kita menyedari, pihak penganjur mensasarkan keuntungan jualan lalu cuba meraih perhatian dan kelainan melalui penganjuran ini. Namun mereka sepatutnya lebih sensitif dalam menggunakan nama ‘Islam’ bagi perniagaan dan program mereka. Cuba bandingkan :-
  • Kita melihat bagaimana kewangan dan perbankan Islam di kawal oleh para ulama sedunia  agar apa yang ditawar benar-benar secocok dengan kontrak-kontrak muamalah Islam, sama ada secara mikro dan makro. Itulah yang sewajarnya dilakukan apabila mereka menggunakan nama ‘Islam’ dalam produk perniagaan dan pembiayaan kewangan mereka.
  • Kita juga dapat melihat sebarang penggunaan tanda halal juga mesti melalui suatu piawaian yang digariskan oleh JAKIM dan badan-badan yang diiktiraf di dalam dan luar negara.
  • Malah penggunaan nama ‘Buffet Ramadhan’ juga dipantau dengan baik sekali oleh pihak JAKIM.
  • Sesebuah unversiti yang ingin menawarkan apa sahaja kursus yang mempunyai label Islam, mereka akan dipastikan oleh lembaga akreditasi agar mempunyai tenaga pengajar bertauliah dan berkelayakan rasmi dalam ilmu Shari’ah. Susunan silibusnya juga mesti dipantau agar tiada yang menyeleweng.
  • Organisasi politik yang ingin meletakkan nama Islam pada parti mereka, perlu mendapat restu majlis raja-raja yang merupakan ketua agama bagi negeri-negeri.
  • Penceramah-penceramah yang ingin berceramah di khalayak awam juga turut dimestikan untuk mendapat tauliah dari jabatan agama Islam negeri.
Namun, dalam kes pertunjukkan fesyen ini, penganjur sewenangnya tanpa mendapat sebarang pengiktirafan dari pihak berkuasa agama dan para ulama, menggunakan nama Islam. Ini jelas satu tindakan yang tidak selari dengan semua item yang disebut di atas.

Pihak penganjur perlu sedar menggunakan label ’Islam’ untuk fashion show mereka adalah tindakan offensive atau menyerang kesucian Islam dan menyakitkan perasaan umat Islam.


Tindakan itu sekaligus menyelewengkan ajaran Islam berkaitan displin pakaian. Ingin saya nasihatkan, kepada penganjur dan semua fashion designer beragama Islam yang terlibat sebelum ini, wajiblah kalian menghentikan penyertaan dalam pertunjukan terbabit di masa akan datang, jika ia masih tidak dikawal. Ia berdasarkan firman Allah :-

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللّهِ يُكَفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُواْ مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ إِنَّ اللّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا 
Ertinya : Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki perbincangan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Neraka Jahanam. ( An-Nisa : 140)


Jelas, ayat di atas dan banyak lagi, melarang apa jua unsur yang dianggap membantu menaikkan lagi sesuatu maksiat. Maka, kehadiran dan penyertaan ke majlis tersebut adalah ditegah oleh Allah.

ENGKAR SENDIRIAN & PROMOSI

Saya pasti, akan ada individu yang mencemik bibir dan ‘meluat’ membaca sebarang saranan seperti ini, kononnya ia menyekat sifat keterbukaan dan ‘close minded’. Ingin ditegaskan, jika mereka tidak suka hukum hakam berkaitan aurat, menuduhnya beku, ketinggalan zaman dan kuno serta lebih suka menyanggahinya dan membuka aurat. Biarlah dosa itu kekal di peringkat peribadi mereka, untuk ditanggung secara individu di alam barzakh dan akhirat. Jangan sesekali mempromosinya agar orang lain turut menjadi sepertinya.

Apabila itu dilakukan malah di’organisasi’kan, ia telah memasukkannya ke dalam satu sifat dan dosa yang lebih berat. Dari hanya sebuah dosa biasa, berkembang kepada sifat dan ciri laku kaum munafiq, yang mana sifat kumpulan ini adalah suka merosakkan Islam melalui kata-kata dan tindakan, namun dilakukan dengan menggunapakai label Islam agar objektif mereka terselindung.

Contoh jelas sifat ini boleh dilihat di dalam firman Allah berkaitan penubuhan Masjid Dhirar. Ia adalah adalah nama yang diberikan kepada sebuah masjid yang dibina oleh puak Munafiq di zaman Nabi s.a.w. Masjid tersebut hampir-hampir dialu-alukan oleh Nabi sehinggalah Allah swt menurunkan wahyu melarang Nabi dari mendirikan solat di dalam masjid tersebut.Firman Allah swt:-

وَالَّذِينَ اتَّخَذُواْ مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللّهَ وَرَسُولَهُ مِن قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلاَّ الْحُسْنَى وَاللّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ * لاَ تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Ertinya : Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan mesjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: ""Kami tidak menghendaki selain kebaikan."" Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya) ( At-Taubat : 107)

Allah sendiri menerangkan tujuan dan objektif masjid ini iaitu untuk menimbulkan kemudaratan, kekeliruan kepada umat Islam, dan memecahbelahkan kesatuan umat Islam dengan fitnah-fitnah dan tuduhan mereka sebagaimana yang pernah dilontarkan kepada ummu Mukmini Asiyah r.a.

Dari tindakan Rasulullah menjauhi masjid itu, ini jelas menunjukkan Nabi sendiri menunjukkan sunnah boikot dan menyekat diri dan tentunya para sahabat yang lain dari mendirikan solat di masjid berkenaan. Justeru, majlis pertunjukan fesyen ini adalah persis masjid dhirar, digunakan nama dan label Islam tetapi mengkehendaki kemaksiatan, kemudaratan kepada Islam atau hanya mementingkan ketamakan peribadi tanpa mengira jika ia boleh memudaratkan Islam

Justeru, ingatan buat  penganjur, penaja, fashion designer dan jemputan, dari sepatutnya hanya terhad satu dosa, jangan sesekali menggandakannya kepada ribuan dan jutaan. Penganjuran fashion show yang dilabel dengan nama Islam seperti ini, sesungguhnya amat merosakkan imej sebenar Islam.

PERTUNJUKAN MELAMPAUI BATAS

Islamic Fashion Show, khususnya yang dianjurkan pada tahun bulan Ogos, 2010 yang lalu, bukan sahaja melampaui batasan penutupan aurat yang diajarkan oleh Nabi. Malah ia juga bercanggah dengan kefahaman sebahagian pendokong ajaran Islam liberal itu sendiri. Saya tidak perlu menyertakan gambarnya di sini kerana semuanya berteraburan dan boleh didapati dengan mudah di media dan internet.

Sebagaimana kita faham, sebahagian pendokong Islam liberal tidak meyakini rambut wanita sebagai aurat, justeru hampir semua mereka sama ada tidak bertudung langsung atau bertudung secara tidak sempurna.

Namun apa yang dipersembahkan di Islamic fashion show itu telah lebih jauh melampaui kefahaman kumpulan itu apabila ia bukan sahaja tidak menutup rambut dengan sempurna malah, menggunakan nama nabi Muhammad di pakaian seksi mereka, memaparkan kaki, betis, belahan buah dada, peha, bentuk tubuh, belakang tubuh dan dada secara terangan dan menamakannya sebagai Islam.


Saya telah menyemak kesohihan gambar-gambar tersebut, dan terbukti gambar-gambar yang paling menyeleweng seperti berbaju dengan nama Muhammad, kain singkat, terdedah dada dan yang dinyatakan di atas sememangnya wujud di pesta fesyen 'Islam' di Monaco itu. Ia bukan super impose atau rekaaan menggunakan teknik fotographi. Sebahagian sumber asal gambar terbabit boleh dilihat di media antarabangsa ini. Anda boleh mencari cari sumber gambar di internet tanpa perlu saya menyertakannya.

Menurut hemat saya tiada pandangan dari mana-mana mazhab Islam yang boleh diguna pakai untuk menghalalkan tindakan tersebut, semuanya pasti mengharamkannya, sama ada kumpulan Wahabi, Salafi, Ahli hadis, Khalafi, Ahbash, Pondok, Pesantren, Syiah, Zohiri, ahli Tasauf dan lainnya.

Saya bimbang selepas ini mereka menggunakan ayat Al-quran di seluar dalam dan bikini rekaan kreatif mereka lalu dipertontonkan kepada umum, menjadi hidangan majlis Islamic fashion show.! Oleh itu fashion show ini bukan sahaja salah di sudut pandangan ulama Islam, malah juga salah pada pandangan kumpulan wanita Islam liberal.

Saya sedari ada fashion designer muslim yang menyertai pertunjukan itu merasakan festival ini adalah medan besar untuk melariskan produk masing-masing, menguatkan jenama dan menambah keuntungan perniagaan. Namun mereka perlu sedar, apabila majlis 'gilang gemilang' itu dicemari oleh unsur penghinaan terhadap Islam, majlis sebegitu bukan menambah keuntungan dan berkat perniagaan, malah memalapkan berkat dan menjauhkan peniagaan dari ruh Islam yang sebenarnya. Nabi pernah menegur individu yang berniaga di dalam masjid dengan kata baginda :
إذا رأيتم من يبيع أو يبتاع في المسجد، فقولوا: لا أربح الله تجارت
Ertinya : Apabila kamu melihat seseorang berniaga di dalam masjid, katakan kepadanya : Semoga Allah tidak memberi keuntungan kepada perniagaanmu” ( Riwayat Al-Tirmidzi)

Adakah peniaga muslim yang menyertai pertunjukan fesyen yang menghina Islam ini, ingin kami katakan demikian kepada perniagaanmu?. Sudah tentu ia tindakan yang valid kerana pertunjukan itu lebih berat mudaratnya berbanding meniaga di dalam masjid. Kedua-duanya sama dari sudut menjauhkan manusia dari Allah di tempat yang sepatutnya berzikir. Fikirkan..

JATUH MARUAH

Tidak sedarkah mereka, penganjuran seperti ini sebenarnya menjatuhkan maruah dan kedudukan tinggi wanita. Di manakah pejuang martabat wanita?. Adakah mereka layak dijadikan bahan tontonan lelaki dengan pakaian pelik atas nama fesyen.

Sukakah mereka, penonton lelaki ibarat raja yang dihidangkan pemandangan hamba-hamba wanita dengan pelbagai pakaian, mendedahkan kecantikan masing-masing?.

Lebih pelik, dimanakah isteri-isteri kepada suami yang menghadiri pertunjukan itu. Adakah dia bahagia apabila suaminya hadir dan membandingkan tubuhnya dengan tubuh ramping para model wanita yang tiada malu itu?.

Kalau kita merasa benci dan marah apabila pelukis kartun Denmark mencaci Nabi melalui kartunnya

Ahli parlimen Belanda menghina Al-Quran melalui filem pendeknya, 'Fitna',

Tentera Amerika menghina Islam dengan filem, dokumentari dan serangan roketnya,

Salman Rushdi menghina Nabi melalui tulisannya,

Kini tindakan menganjur, menjaya dan menyertai pertunjukan fesyen ini juga adalah sama kategorinya. Semanya adalah sangat ‘menyerang’ kesucian Allah, Nabi dan Islam, menyelewengkan manusia dari Islam sebenar dan secara sedar atau tidak, menghina Islam.

MENGAPA BARU SEKARANG?

Ada yang bertanya, mengapa sekarang baru bising-bising sedangkan program ini telah berlangsung tahun 2009 bertempat di sebuah hotel  di ibu kota, manakala pada bulan Ogos 2010 yang lalu pula dilangsungkan di Monte Carlo, Monaco.

Jawapnya, yang salah tetap perlu ditegur jika disedari, tidak kira sama ada lewat atau cepat. Ia perlu agar ia tidak diulangi pada masa akan datang. Khususnya apabila founder dan pengerusi Islamic Fashion Festival ini adalah seorang lelaki yang saya rasa beragama Islam dari Malaysia. (Baca sini) dan info rasmi Islamic Fashion Festival.

Melihat ia sudah hampir dijadikan upacara tahunan dan pertunjukannya pada tahun 2010 yang lalu menampilkan fesyen yang semakin melampau (berbanding sewaktu festival 24 November 2009). Umat Islam yang prihatin, perlu menyuarakan bantahan ini juga agar penganjur membatalkan road show festival ini atau paling tidak, mengugurkan nama ‘Islam’ pada festival mereka. Menurut jadualnya ia akan dilaksanakan lagi tahun hadapan di Turki pada 10 februari 2011.

Kita berharap akan ada individu dan pimpinan prihatin yang mempunyai hubungan dengan Perdana Menteri Turki dapat berbuat sesuatu, sebelum Islam dihina sekali lagi oleh penganutnya, disorak sorai oleh musuh-musuh Islam seluruh dunia. Tidak perlu lagi nama nabi Muhammad dan Islam dibusukkan oleh musuh Islam di Denmark atau Belanda, Amerika, Israel dan lainnya. Kini hanya perlukan orang Islam sendiri.

JANGAN SAMPAI MALAYSIA DITUDUH MENGHINA ISLAM

Kita tidak mahu akan sampai satu ketika umat Islam seluruh dunia berdemonstarsi di jalan dan kedutaan Malaysia kerana alasan menghina Islam. Sebagaimana demonstrasi besar-besaran dilakukan kepada kerajaan Denmark dan Belanda suatu ketika dahulu. Jika itu berlaku, imej Malaysia pasti tercalar dengan hebatnya.

Jika ingin diteruskan, mereka mestilah melantik beberapa orang mufti atu cendiakwan Islam sebagai pemantau kepada semua design yang ingin dipamerkan. Jika tiada seorang mufti dan cendikiawan Islam pun yang sudi untuk menjadi pemantau dek kerana semuanya membantah dan menolak, maka tiadalah kelulusan untuk menggunakan nama ‘Islam’ pada pertunjukan fesyen itu.

Kerana itu, semua cendiakawan dan ilmuan Islam, khususnya pihak yang memegangkan tampuk kuasa agama adalah bertanggungjawab untuk menasihatkan sama ada secara sulit atau terbuka, menurut kadar kemampuan mereka.

Saya sedar, apabila isu ini dikaitkan dengan politik, sebarang teguran akan dilihat teguran politik. Hasilnya ia sukar diterima walaupun BENAR. Ia juga akan dipandang berat sebelah oleh segolongan orang, sebab itu saya kira tidak perlu bertubi-tubi mengaitkannya dengan politik kepartian.

Ia adalah hasil sebuah kejahilan global, merentasi politik kepartian dan mesti dibetulkan secara amanah oleh ulama Islam secara global dan tidak tertumpu kepada menyalahkan mana-mana parti politik secara khusus. wallahu'alam.

Sebarang caci maki politik kepartian tidak dialukan di sini. Hanya komentar berdasar hukum & sensitiviti agama sahaja. Please.

Sekian

Zaharuddin Abd Rahman


gambar-gambar berkaitan: 


p/s: yang haq tetap haq, yang batil tetap batil

2 comments: